Pasar Ambuwa adalah Pasar Warga Desa Huntu Selatan yang menjual ragam kuliner Gorontalo dan sebagian besar bahan bakunya berasal dari bahan lokal di Gorontalo. Cikal bakal Pasar Ambuwa di mulai sejak tahun 2018 dengan nama Parade Kuliner Tradisional bersama dengan gelaran Pesta Seni Panen Padi: “Maa Ledungga #1” yang berlangsung 10-12 Mei 2018.
Pada tahun 2019 Parade Kuliner Tradisional berganti nama menjadi “Pasar Seni Rakyat” (PSR) yang di gelar setiap Minggu 15, 22, & 29 Desember saat berlangsungnya Pesta Seni Panen Padi: Maa Ledungga #2.
ahun 2020 sampai 2021 saat Pandemi Covid-19 PSR berubah menjadi Pasar Seni Warga (PSW) karena sebagian besar penjual di pasar adalah ibu-ibu warga desa Huntu Selatan. Gelaran PSW berlangsung setiap minggu pagi di bulan September, dan Desember 2020, dan pada Januari, Februari, Maret pada tahun 2021. Setelah itu sempat jeda panjang karena PSBB yang di terapkan pemerintah.
Pada 26, 27, & 28 November 2021 PSW di gelar kembali dengan nama Pekan Studio Pangan Warga, dan berlanjut di Januari, Februari, Maret, April di tahun 2022 yang di gelar 2 kali setiap bulan di hari Sabtu.
Sejak Mei 2022 hingga September 2023 kami menyepakati penggunaan nama Pasar Ambuwa. Ambuwa sendiri dalam Bahasa Gorontalo berarti berkumpul, bersama. Di kata Ambuwa juga potongan kata “buwa” yang berarti Perempuan, ini sejalan dengan semua penjual di pasar tersebut sejak tahun 2018 hingga sekarang adalah para perempuan dan Ibu-ibu warga Desa Huntu Selatan. Pasar Ambuwa menjajakan kuliner lokal Gorontalo dan untuk transaksi di pasar tersebut menggunakan keping tempurung sebagai alat tukar serta meminimalisir sampah plastik berupa: kantong plastik sekali pakai, sedotan, dan varian plastik lainnya yang tidak ramah lingkungan. Transaksi di Pasar Ambuwa menggunakan keping tempurung dengan nominal 1 keping = Rp 6.000,- Model ini sudah di mulai sejak gelaran PSW September 2020 dan bertahan sampai sekarang. Keuntungan menggunakan tempurung sebagai alat transaksi adalah ibu-ibu penjual tidak lagi memikirkan uang kembalian dalam setiap transaksi dengan pembeli dan ini lebih higienis untuk kuliner yang di-jajan-kan, ibu-ibu penjual akan menukarkan kepingnya di kasir saat gelaran pasar Ambuwa selesai atau saat semua jualannya terjual.
Pelaksana Pasar adalah Hartdisk (Huntu Art Distrik) yang merupakan komunitas atau lebih tepatnya studio bersama teman-teman lintas bidang dan komunitas, baik dari seni rupa, seni pertunjukan, sastra, lingkungan, budaya, dan, pangan lokal.
Selain Pasar Ambuwa, Hartdisk menginisiasi program Studio Pangan Warga yang merupakan program dampingan Pasar Ambuwa untuk ibu-ibu warga desa.
